Monday, February 25, 2013

PESTA MIRAS: Satu Warga Timor Leste Tewas

YOGYAKARTA – Lapen kembali membawa korban. Akibat mengonsumsi minuman keras itu, belasan mahasiswa asal Timor Leste dirawat di rumah sakit Bethesda Jogja. Satu orang di antaranya meninggal dunia, enam dirawat inap dan delapan lainnya harus menjalani rawat jalan.


Korban meninggal atas nama Arindu Do Santos, warga Timor Leste. Korban sempat dirawat di ruang Intermediate Medical Care (IMC) RS. Bethesda, sejak Sabtu (24/2). Arindu meninggal pada Minggu (24/2) pagi.


Mereka yang dirawat adalah Prudencio Ribeiro Serpa, Julriono Bio Marla, Zorgino Exposta, Cesar Goncalves, Juao Filomeno Fattima Cos, Eddisson Cornelis seluruhnya warga Timor Leste.


Selain itu, delapan lainnya menjalani rawat jalan. Meliputi, Ericsson Rizzy Manangkala, Luis, Nelton Lay, Gilson Odos Ris Alves, Izedoro de Jesus da Silva, Leoncio Amarai dan Moises Fatima Ternandes.


“Sebenarnya mereka harus rawat inap. Tetapi, tidak mau minta rawat jalan saja,” jelas Kabag Humas dan Marketing RS Bethesda Nur Sukawati, Senin (25/2) di kantornya.


Kasus meninggal akibat lapen bukan kali ini saja terjadi. Pada Februari 2010, sebanyak 16 warga Jogja tewas akibat mengonsumsi minuman oplosan tersebut. Dalam kejadian itu lima orang penjual lapen ditahan oleh polisi dan diproses secara hukum.


Salah seorang perawat di IGD Bethesda Muji Raharjo mengatakan, Arindu meregang nyawa meski sudah dirawat di IMC. “Indikasi meninggal karena meminum lapen atau minuman jenis methanol. Untuk kondisi pasien lainnya harus dirawat di Bethesda dan kabarnya saat ini sudah membaik,” ungkapnya.


Riberio salah satu korban menjelaskan kejadian berawal dari pesta perpisahan salah seorang temannya yang diwisuda. Pesta miras dilakukan pada Jumat (23/2) malam.


“Awalnya, kami masak-masak ayam potong dan ikan, makan salad dan buah-buahan. Ada 20 orang yang makan saat itu. Tidak langsung minum miras itu,” cerita Riberio di Bethesda.


Acara berlanjut dengan pesta miras. Mereka pun urunan membeli lapen. “Pertama kami beli empat botol. Lima orang yang minum, termasuk teman kami yang meninggal itu. Kemudian tambah lagi empat botol diminum bersama,” ujarnya.


Menurutnya, tidak ada yang aneh dengan lapen tersebut. Selain sudah terbiasa dengan aroma lapen, warna dan rasanya tidak berbeda. Hanya, saat bangun tidur, tubuh terasa letih.


“Itu tidak seperti biasanya. Biasanya, habis minum bangun tidur badan fit. Yang ini malah tubuh terasa capek,” ujarnya.


Senada juga disampaikan Julriono Bio alais Obi. Obi yang termasuk rombongan pertama minum Lapen tersebut juga merasakan hal yang sama.


“Seharian saya tidak pergi keluar. Malam minggu yang lain ke diskotik, saya hanya di indekos. Pusing, badan capek,” tukasnya.


Menurut Riberio, dia menerima kabar kematian Arindu pada Minggu kemarin. Saat mendengar kabar tersebut, bersama teman-temannya mereka juga ikut memeriksakan diri.


“Soalnya, kata dokter, otak kepala Arindu sudah hampir pecah. Soalnya, yang diminum kami bukan lapen. Itu dicampur rinso, autan dan baygon,” tukasnya.


Mereka pun mengaku kapok untuk meminum miras tersebut. “Kami berharap yang jual minuman itu cepat sadar biar tidak ada korban lagi. Kami juga kapok tidak akan minum lagi. Kami langsung shock mendengar Arindu meninggal, sudah dibawa ke Timor Leste,” pungkasnya. (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak/dba)






If you're #smart enough to make #money in your life, do the 2nd smartest thing: Join the #UCO today http://www.uconnective.com

To Signup you must have a #UCO coin, you can #BUY it with only $3 from ClickAlert or Send e-mail at clickalert@ymail.com or Call/SMS to +1 (202) 599-1808 and start earning $51 per day!

No comments:

Post a Comment